Tembok Pink viral menjadi fenomena yang mencuri perhatian netizen, terutama untuk mencari video viral berdurasi 6 menit 48 detik yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial.
Konten video tersebut memperlihatkan pasangan muda melakukan aksi asusila di sebuah kamar dengan dinding berwarna pink. Rekaman yang berdurasi hampir tujuh menit ini mendadak menjadi perbincangan hangat setelah tersebar luas di berbagai platform media sosial. Dalam video itu, tampak jelas tembok pink yang menjadi latar belakang.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa pemeran dalam video tersebut diduga adalah buruh pabrik. Video tersebut menampilkan seorang wanita Asia dalam adegan tidak senonoh di ruangan dengan tembok pink, yang kemudian menghebohkan publik.
Pada awalnya, muncul dugaan bahwa pemeran dalam video itu adalah karyawan PT Sumber Masanda Jaya (SMJ) Brebes, sebuah perusahaan di Jawa Tengah. Namun, PT SMJ dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
“Kami selaku manajemen PT Sumber Masanda Jaya menginformasikan bahwa informasi terkait video yang beredar di media sosial bukanlah karyawan PT Sumber Masanda Jaya,” demikian bunyi pernyataan resmi dari PT SMJ.
Perusahaan juga menghimbau agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak benar terkait perusahaan mereka. PT SMJ bahkan mengancam akan mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak yang tetap mengaitkan nama perusahaan dengan video tersebut.
“Segala tindakan yang melanggar hukum akan kami proses secara tegas, baik di dalam maupun di luar area perusahaan,” tegas mereka.
Kontroversi ini menimbulkan berbagai reaksi dari publik, terutama mengenai perlindungan terhadap pekerja. PT SMJ Brebes memutuskan untuk menutup kolom komentar di akun media sosial mereka guna menghindari polemik lebih lanjut. Keputusan ini diambil karena banyaknya netizen yang menyerbu akun mereka untuk menyampaikan kekecewaan.
Dengan langkah-langkah yang dianggap tepat dalam menangani kasus ini, PT SMJ berusaha menjaga kredibilitas perusahaan di mata masyarakat. Mereka juga menyadari pentingnya komunikasi yang terbuka dan transparan agar publik memahami bahwa mereka serius dalam menangani masalah ini.
>>> LINK <<<
Kasus video viral ini seharusnya menjadi momentum bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap pekerja. Perlindungan hukum dan upaya pencegahan terhadap kasus pelecehan dan penghinaan harus menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan.
