Kasus pelecehan seksual di tempat kerja kerap terjadi di Indonesia. Salah satu kasus yang baru-baru ini menjadi viral di media sosial adalah pengakuan AD (24), seorang wanita yang menjadi korban pelecehan seksual dari atasannya di sebuah perusahaan di kawasan Cikarang. Pengakuan AD menjadi sorotan publik dan memunculkan banyak pertanyaan mengenai tindakan yang harus diambil untuk melindungi pekerja dari pelecehan seksual di tempat kerja.
Awal Mula Pelecehan Seksual di Tempat Kerja
Menurut pengakuan AD, kasus pelecehan seksual tersebut terjadi beberapa hari setelah ia diterima bekerja pada November 2022. Saat itu, atasannya, seorang manajer, mulai mengajaknya jalan berdua dan menanyakan lokasi rumahnya. AD awalnya tidak terganggu dengan ajakan tersebut, tetapi lama kelamaan ia merasa tidak nyaman karena manajer tersebut terus-menerus memintanya untuk jalan berdua. AD juga sudah beberapa kali menawarkan untuk pergi bersama karyawan lain, tetapi ajakan tersebut selalu ditolak oleh sang manajer.
Ancaman Pemutusan Kontrak
Puncak dari pelecehan seksual yang dialami AD adalah saat manajer tersebut mengirimkan foto hotel kepadanya dengan ancaman bahwa kontraknya akan diputus jika tidak mau menuruti kemauan manajer tersebut. AD merasa tertekan dengan ancaman tersebut dan merasa tidak punya pilihan selain menuruti keinginan sang manajer.
Tindakan yang Harus Dilakukan untuk Melindungi Pekerja dari Pelecehan Seksual
Kasus pelecehan seksual di tempat kerja seperti yang dialami AD seharusnya tidak terjadi. Pekerja harus merasa aman dan nyaman di tempat kerja dan tidak boleh menjadi korban dari tindakan yang tidak senonoh dari rekan kerja atau atasan. Perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas mengenai pelecehan seksual di tempat kerja dan memberikan pelatihan kepada seluruh karyawan mengenai tindakan yang harus dilakukan jika mereka menjadi korban atau menyaksikan pelecehan seksual.
